Saat ini sering terjadi keributan kecil maupun besar dengan sudara sekandung di karenakan HAL YANG SEPELE hal ini tentunya akan berdampak panjang jika terus di lakukan. Berikut di thread ini ane akan sedikit memberi saran untuk membangun kembali hubungan yang seharusnya harmonis tersebut:
1. Biarkan yang di belakang tetap di belakang
Biarkanlah kenangan dan rasa sakit di belakang perihal masalah sepele tetap di belakang. Jangan lagi dipikirkan masalah karena Anda sempat merobek baju pinjaman kakak Anda yang dulu-dulu. Atau gara-gara adik Anda menghilangkan sekotak krayon Anda lalu hubungan persaudaraan Anda menjadi hambar. Biarkanlah yang dulu berlalu.
2. Muncul di acara pentingnya
Tentu, Anda akan datang untuk acara-acara penting, seperti pernikahan, kelulusan, sunatan anaknya, atau di hari raya. Hal-hal tersebut merupakan keharusan untuk seluruh anggota keluarga. Namun, bila memungkinkan, cobalah untuk menghadiri hari penting yang merupakan harinya. Misal, ketika ia mencoba menyelesaikan lomba lari marathon, atau muncul di pembukaan toko barunya. Nah, itu baru kemunculan yang bermakna.
3. Jangan mencoba menjadi mata-mata
Ada kalanya Anda akan merasa sangat dibayang-bayangi oleh keberhasilan kakak atau adik Anda. Hubungan kakak-adik seringkali diwarnai dengan saling menggosipkan di belakangnya. Apalagi ketika orangtua kita memujinya, uh, rasanya sakit di hati, tetapi ketika orangtua mengeluhkan kelakuan kakak atau adik, Anda pun diam-diam merasa senang. Tentunya, hal semacam ini akan meruntuhkan kejujuran dan membuat Anda dan saudara sulit untuk mendekatkan diri. Jadi, berhentilah berpikiran picik terhadap saudara Anda sendiri. Jika Anda sulit untuk melakukannya untuk diri sendiri, coba lakukan atas nama ayah atau ibu Anda.
4. Perhatikan sopan santun
Berlakulah layaknya Anda ingin diperlakukan. Anda tak mau kan ada orang yang bertanya sesuatu dengan kasar kepada Anda? Jangan lakukan pula pada saudara Anda. Anda memang tak harus berlaku formal dengan saudara kandung, namun tetap saja Anda butuh sopan santun agar tetap ada rasa segan dan saling menghormati di antara Anda.
5. Lawan "cap"
Saat beranjak dewasa, Anda mungkin mengalami "pelabelan". Entah itu dengan menjadi "si bandel", atau "si pintar". Entah seberapa banyak perkembangan Anda, tetap saja, cap itu masih melekat. Jika Anda atau Anda melihat saudara Anda masih mendapat cap tersebut melekat pada dirinya, Anda bisa mencoba membantu mereka keluar dari cap tersebut dengan mengutarakan prestasi mereka baru-baru ini. Misal, kakak Anda yang selama ini dikenal sangat sporty baru-baru ini berhasil meraih penghargaan penulisan. Atau si adik yang cerdas baru saja berhasil melewati rekor terdahulunya dalam balap sepeda. Siapa tahu mereka juga akan membantu Anda untuk mengubah "label" yang selama ini menempel pada Anda.
6. Teman SMS-an
Obrolan berjam-jam memang bisa membantu menjalin hubungan, namun, Anda bisa makin melekatkan hubungan dengan melakukan kontak kasual yang cukup sering. Teknologi bisa membantu. Mengirimkan SMS bisa membantu landasan ini. Memberi komentar atas update Facebook juga bisa membantu. Atau ping BlackBerry akan membuat Anda menjadi saudari yang perhatian.
7. Berhenti mencemburui hubungan kakak-adik orang lain
Ketika Anda melihat hubungan persaudaraan orang lain sangat erat, dengan mudahnya Anda bisa menilai rendah hubungan persaudaraan Anda sendiri. Ingatlah, meski terlihat sangat akrab dan akrab, selalu akan ada hal yang tak mengenakkan di dalam hubungan persaudaraan. Mengapa tidak mencoba apa yang Anda punya sebaik-baiknya? Anda tak pernah tahu seberapa lama lagi Anda akan ada di dunia ini.
8. Bersikap baik dengan calon ipar Anda
Dengan mencoba bersikap baik dengan calon kakak atau adik ipar Anda, meski ia memang menyebalkan, Anda akan membuktikan kesetiaan dan dukungan untuk saudara kandung Anda. Namun, bukan berarti ketika saudara Anda putus hubungan dengan si calon ipar, Anda bisa berkata "Saya pura-pura baik, lho selama ini".
9. Berlibur untuk bersama
Dulu, liburan keluarga bisa diartikan sebagai berbagi kursi belakang dengan saudara kandung. Ketika sudah besar, liburan keluarga bisa berarti memilih sendiri tujuan akhirnya, atau cara menggapai lokasinya. Cobalah untuk benar-benar menjalani liburan keluarga bersama, setidaknya mencoba duduk bersama-sama di meja makan sambil berbagi cerita.
10. Hindari topik-topik "panas"
Topik-topik seperti politik, agama, dan sebagainya dengan mudahnya akan menjadi topik panas yang menuai pertikaian. Kedengarannya memang seperti hal yang sudah jelas, tapi banyak kesempatan hal ini tak terpikirkan. Jadi, jika Anda tahu kakak atau adik Anda memiliki pandangan yang cukup ekstrem akan satu hal tertentu, dan Anda bertentangan dengan hal tersebut, sebaiknya hindari topik itu.
1. Biarkan yang di belakang tetap di belakang
Biarkanlah kenangan dan rasa sakit di belakang perihal masalah sepele tetap di belakang. Jangan lagi dipikirkan masalah karena Anda sempat merobek baju pinjaman kakak Anda yang dulu-dulu. Atau gara-gara adik Anda menghilangkan sekotak krayon Anda lalu hubungan persaudaraan Anda menjadi hambar. Biarkanlah yang dulu berlalu.
2. Muncul di acara pentingnya
Tentu, Anda akan datang untuk acara-acara penting, seperti pernikahan, kelulusan, sunatan anaknya, atau di hari raya. Hal-hal tersebut merupakan keharusan untuk seluruh anggota keluarga. Namun, bila memungkinkan, cobalah untuk menghadiri hari penting yang merupakan harinya. Misal, ketika ia mencoba menyelesaikan lomba lari marathon, atau muncul di pembukaan toko barunya. Nah, itu baru kemunculan yang bermakna.
3. Jangan mencoba menjadi mata-mata
Ada kalanya Anda akan merasa sangat dibayang-bayangi oleh keberhasilan kakak atau adik Anda. Hubungan kakak-adik seringkali diwarnai dengan saling menggosipkan di belakangnya. Apalagi ketika orangtua kita memujinya, uh, rasanya sakit di hati, tetapi ketika orangtua mengeluhkan kelakuan kakak atau adik, Anda pun diam-diam merasa senang. Tentunya, hal semacam ini akan meruntuhkan kejujuran dan membuat Anda dan saudara sulit untuk mendekatkan diri. Jadi, berhentilah berpikiran picik terhadap saudara Anda sendiri. Jika Anda sulit untuk melakukannya untuk diri sendiri, coba lakukan atas nama ayah atau ibu Anda.
4. Perhatikan sopan santun
Berlakulah layaknya Anda ingin diperlakukan. Anda tak mau kan ada orang yang bertanya sesuatu dengan kasar kepada Anda? Jangan lakukan pula pada saudara Anda. Anda memang tak harus berlaku formal dengan saudara kandung, namun tetap saja Anda butuh sopan santun agar tetap ada rasa segan dan saling menghormati di antara Anda.
5. Lawan "cap"
Saat beranjak dewasa, Anda mungkin mengalami "pelabelan". Entah itu dengan menjadi "si bandel", atau "si pintar". Entah seberapa banyak perkembangan Anda, tetap saja, cap itu masih melekat. Jika Anda atau Anda melihat saudara Anda masih mendapat cap tersebut melekat pada dirinya, Anda bisa mencoba membantu mereka keluar dari cap tersebut dengan mengutarakan prestasi mereka baru-baru ini. Misal, kakak Anda yang selama ini dikenal sangat sporty baru-baru ini berhasil meraih penghargaan penulisan. Atau si adik yang cerdas baru saja berhasil melewati rekor terdahulunya dalam balap sepeda. Siapa tahu mereka juga akan membantu Anda untuk mengubah "label" yang selama ini menempel pada Anda.
6. Teman SMS-an
Obrolan berjam-jam memang bisa membantu menjalin hubungan, namun, Anda bisa makin melekatkan hubungan dengan melakukan kontak kasual yang cukup sering. Teknologi bisa membantu. Mengirimkan SMS bisa membantu landasan ini. Memberi komentar atas update Facebook juga bisa membantu. Atau ping BlackBerry akan membuat Anda menjadi saudari yang perhatian.
7. Berhenti mencemburui hubungan kakak-adik orang lain
Ketika Anda melihat hubungan persaudaraan orang lain sangat erat, dengan mudahnya Anda bisa menilai rendah hubungan persaudaraan Anda sendiri. Ingatlah, meski terlihat sangat akrab dan akrab, selalu akan ada hal yang tak mengenakkan di dalam hubungan persaudaraan. Mengapa tidak mencoba apa yang Anda punya sebaik-baiknya? Anda tak pernah tahu seberapa lama lagi Anda akan ada di dunia ini.
8. Bersikap baik dengan calon ipar Anda
Dengan mencoba bersikap baik dengan calon kakak atau adik ipar Anda, meski ia memang menyebalkan, Anda akan membuktikan kesetiaan dan dukungan untuk saudara kandung Anda. Namun, bukan berarti ketika saudara Anda putus hubungan dengan si calon ipar, Anda bisa berkata "Saya pura-pura baik, lho selama ini".
9. Berlibur untuk bersama
Dulu, liburan keluarga bisa diartikan sebagai berbagi kursi belakang dengan saudara kandung. Ketika sudah besar, liburan keluarga bisa berarti memilih sendiri tujuan akhirnya, atau cara menggapai lokasinya. Cobalah untuk benar-benar menjalani liburan keluarga bersama, setidaknya mencoba duduk bersama-sama di meja makan sambil berbagi cerita.
10. Hindari topik-topik "panas"
Topik-topik seperti politik, agama, dan sebagainya dengan mudahnya akan menjadi topik panas yang menuai pertikaian. Kedengarannya memang seperti hal yang sudah jelas, tapi banyak kesempatan hal ini tak terpikirkan. Jadi, jika Anda tahu kakak atau adik Anda memiliki pandangan yang cukup ekstrem akan satu hal tertentu, dan Anda bertentangan dengan hal tersebut, sebaiknya hindari topik itu.